Jumat, 15 Januari 2010
tugas DPT
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT SECARA KIMIAWI
Oleh
MELLISA INDRI A
0810440103
Agribisnis ‘08
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
Pengendalian secara kimia
Setiap tanaman memiliki cara budidaya yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap varietas tanaman memiliki karakteristik masing-masing. Begitu pula dengan hama yang menyerang, hama akan berkembangbiak apabila hama tersebut merasa cocok dengan lingkungan yang menjadi tempat untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya serta apabila tanaman tersebut menjadi inang bagi hama tersebut. Yang dimaksud hama di sini adalah serangga, tungau, gulma, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Oleh karena itu salah satu cara untuk melindungi tanaman budidaya terhadap gangguan hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida yang merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat racun dan dapat mematikan hama. Insektisida adalah senyawa kimia yang dipakai memberantas serangga perusak yang menyerang tanaman yang di budidayakan sehingga dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi.
Dari paparan di atas, berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai pestisida kimia agar kita dapat memahami serta mampu mengaplikasikan penggunaan pestisida kimia yang baik sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Sebelum kita memahami tentang pestisida kimia secara lebih rinci, hendaknya kita mengetahui tentang pengertian pestisida. Pestisida berasal dari kata pest ("hama") dan -cide ("pembasmi"). Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Pestisida juga merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk memberantas organism yang merugikan yang dikenal sebagai gangguan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan macamnya pestisida dibedakan menjadi dua macam, yaitu pestisida alami dan pestisida kimia. Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya.
Pestisida kimia tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.
Di atas telah dijelaskan mengenai pengertian pestisida secara umum. Insektisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk memberantas serangga pengrusak dan binatang antropoda lainnya yang merugikan tanaman budidaya. Pada umumnya insektisida digunakan untuk melindungi tanaman pangan yang terserang hama dimana insektisida disini berfumgsi untuk mencegah penularan penyakit yang dibawa oleh serangga.
PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA
1.Memilih pestisida kimia
Di pasaran banyak dijual berbagai pestisida yang satu sama lain berbeda-beda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Hal tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya spesifik untuk mengendalikan atau membasmi jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantum jenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendalikan. Juga tercantum cara penggunaan dan efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Untuk mengoptimalkan kerja pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian (Deptan) yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi.
2.Menyimpan pestisida kimia
Pestisida harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau ternak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan fungsi pestisida.
Untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, jika sewaktu-waktu diperlukan untuk mengganti wadah pestisida yang bocor.
3.Menggunakan pestisida kimia
Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:
*Pestisida kimia digunakan apabila diperlukan
*Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label
* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya
*Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka
*Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan
*Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium. Sehingga jika terhirup dan masuk kedalam tubuh, maka akan berbahaya bagi kesehatan.
*Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus
* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang
*Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali untuk jenis pestisida tertentu yang telah ada petunjuk sebelumnya yang telah tertera di label.
*Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin.
*Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman
*Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida
* Setelah bekerja menggunakan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian yang di gunakan pada saat menyemprot pestisida dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida yang akan menyebkan berkurangnya daya kerja pestisida.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya persistensi.
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA KIMIA
Cepat terlihat hasilnya
Spesifik penggunaannya
Menghemat waktu
Bisa dipakai sesuai dengan keinginan kita
meningkatkan produksi tanaman karena terbebas dari serangan hama dan penyakit
AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA
Pestisida kimia merupakan pengendalian hama secara kimiawi yang memberantas serangan hama atau penyakit yang menyerang tanaman budidaya yang dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi.
Akibat penggunaan pestisida kimia antara lain dapat menimbulkan persistensi dan resistensi. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai dampak penggunaan pestisida kimia, yaitu:
Persistensi
Persistensi adalah sifat kualitas suatu senyawa kimia untuk tetap dapat mempertahankan identitas senyawa kimianya dalam waktu yang lama. Sifat ini perlu dipertimbangkan karena jika mengadakan pemberantasan hama menggunakan pestisida kimia secara terus menerus dapat berakibat pada lingkungan yaitu dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan atau ketidakseimbangan ekosistem..
Resistensi
Resistensi atau toleransi sekarang sudah merupakan istilah umum. Perkembangan resistensi terhadap pestisida kimia menunjukkan peristiwa yang sangat mengesankan karena perkembangan ini dapat dianggap sebagai suatu bentuk singkat evolusi. Hama-hama yang peka mati karena terkena pestisida kimia dan sisanya yang masih hidup adalah serangga yang secara genetis resisten terhadap pestisida kimia. Hama yang resisten adalah sisa-sisa hama yang dapat hidup karena bertahan terhadap mekanisme seleksi biologis yang kuat yaitu pestisida kimia selama beberapa generasi. Semakin banyak hama yang terpaparkan terhadap suatu pestisida dalam jangka waktu lama, makin banyak perkembangan resistensi sebagai akibat dari seleksi kimia yang intensif itu.
Selain hal yang disebutkan diatas, ada beberapa dampak lain penggunaan pestisida kimia, yaitu :
dapat mencemari lingkungan
peledakan hama baru
mengganggu kesehatan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIAWI
1.Dosis pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
2.Konsentrasi pestisida
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida, yaitu:
* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
MACAM-MACAM PESTISIDA KIMIA
Berdasarkan fungsinya pestisida dibedakan menjadi:
*Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan algae..
* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur-telur hama.
* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
Orang yang terkena dampak negative dari pestisida kimia antara lain akan menunjukkan gejala awal seperti kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan. Sedangkan penyakit yang ditimbulkan atau diderita oleh orang yang keracunan zat-zat kimia pestisida adalah
akan menderita kelainan sel (kanker), mandul, serta akan menderita penyakit syaraf.
Oleh karena itu tindakan yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:
o segera lepaskan pakaian yang terkena pestisida ini.
o Apabila terkena kulit , segera cuci dengan sabun dan air yang banyak.
o Apabila terkena mata, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya 15 menit.
o Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih.
o Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang pingsan/tidak sadar.
o Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar, apabila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009.http://id.wikipedia.org/wiki/pestisida.
Anonymous.2009.http://lablink.or.id/agro/pestisida kimia/pstd-teknis.htm
Winarmo, Prof.Ir.Baskoro.1992.Pengantar Praktis Pengendalian Hama Terpadu.Malang: yayasan pembina FP